Warna gigi manusia sesungguhnya tidak betul-betul putih bak mutiara, warna gigi asli bervariasi dan umumnya berwarna putih kekuningan. Meski demikian, ada faktor-faktor yang menyebabkan gigi dapat berubah warna, istilahnya disebut diskolorasi gigi dimana gigi menjadi lebih kuning, abu-abu gelap, atau kecoklatan. Faktor tersebut dapat berasal dari dalam tubuh (faktor internal misalnya genetik), atau dari luar tubuh (faktor eksternal), di antaranya makanan.
Makin intens warna yang terdapat dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi, makin besar kemungkinannya untuk “menodai” gigi, baik zat warna alami maupun pewarna buatan. Warna tersebut berasal dari kromogen, yaitu molekul dengan pewarnaan (pigmentasi) kuat. Selain keberadaan kromogen, keasaman makanan juga berpengaruh karena asam tersebut dapat mengerosi email gigi. Permukaan email yang sudah terkorosi ini memiliki lebih banyak pori yang mempermudah kromogen menempel pada permukaan gigi. Ditambah lagi jika makanan tersebut mengandung tannin, senyawa yang memperberat terjadinya noda (stain) pada gigi.
Berikut ini adalah makanan dan minuman yang paling berpotensi untuk menyebabkan gigi berubah warna :
– Anggur (wine), baik anggur merah maupun putih.
Anggur merah merupakan sumber kromogen dan tannin, namun bukan berarti anggur putih tidak dapat merubah warna gigi. Seperti kertas tisu yang ternoda akibat terkena tumpahan anggur merah pada gambar diatas, begitu juga gigi yang dapat berubah warna pada orang yang gemar menyesap anggur.
– Buah berry.
Ponsel blackberry tengah meraih popularitas di dalam negeri, tapi boleh jadi masih banyak orang yang belum pernah melihat buah aslinya. Buah berry banyak jenisnya, sebut saja blueberry, blackberry, cranberry, dan strawberry. Buah-buahan ini sangat bermanfaat bagi tubuh namun di sisi lain dapat menyebabkan perubahan warna gigi karena intensitas warnanya yang sangat tinggi.
– Teh. Boleh dikata, teh adalah minuman yang mendunia, hampir semua orang mengenal dan mengkonsumsinya secara rutin. Salah satu jenisnya adalah teh hitam yang kaya akan tannin, oleh sebab itu minuman ini cukup agresif dalam mendiskolorasi gigi, melebihi kopi yang kaya akan kromogen tapi rendah akan tannin. Dikatakan bahwa teh hijau, teh herbal, dan teh putih (white tea) tidak seagresif teh hitam dalam menodai gigi. Meski belum terlalu terkenal, teh putih juga banyak khasiatnya, dan didapat dari pucuk-pucuk daun teh muda (Camelia sinensis) yang belum terbuka, tidak mengalami proses oksidasi dan dipetik sebelum waktunya
– Minuman ringan berkarbonasi, terutama yang berwarna gelap.
Minuman ini termasuk yang paling agresif dalam mendiskolorasi gigi, karena sifatnya yang asam dan kaya akan pewarna. Asam yang terkandung dalam minuman ringan ini di antaranya adalah asam fosfat dan asam sitrat yang bersifat korosif dan dapat melarutkan email gigi. Akibatnya gigi menjadi lebih rentan untuk mengalami diskolorasi akibat masuknya zat warna dari makanan/minuman lainnya. Selain itu minuman ini juga sangat kaya akan gula yang menyebabkan gigi lebih rentan terhadap karies.
– Kopi.
Pernahkah Anda memperhatikan, gelas yang selalu Anda pakai untuk menyeduh/meminum teh meninggalkan noda kecoklatan di bagian dalamnya, namun pada gelas kopi noda ini tidak terlalu kentara. Kopi memang tidak seganas teh dalam merubah warna gigi, bisa jadi karena kandungan tannin lebih rendah.
– Saus. Bermacam jenis saus yang sering digunakan sebagai bumbu masak atau pelengkap makanan juga diyakini cukup berpotensi untuk mendiskolorasi gigi karena mengandung banyak zat pewarna.
Intinya, semua makanan yang asam dan kaya akan zat warna (alami maupun buatan) dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi, terutama bila dikonsumsi secara rutin dalam jangka panjang. Namun bagaimana jika makanan/minuman tersebut baik bagi kesehatan tapi tidak bagi gigi? Apakah berarti makanan/minuman tersebut harus ditinggalkan? Tidak juga, masih ada cara lain untuk menyiasatinya. Bisa dengan cara menggunakan sedotan saat minum. Selain itu jangan biasakan mengemut makanan atau membiarkan makanan/minuman berlama-lama berada dalam mulut. Makin lama gigi terpapar oleh makanan tersebut makin besar potensinya untuk mendiskolorasi gigi.