Adenoma pleomorfik atau tumor campur jinak adalah neoplasma jinak paling umum dari kelenjar-kelenjar liur tambahan. Terjadi pada kelenjar-kelenjar liur major atau minor dan palatum adalah lokasi yang paling umum jika kelenjar liur tambahan yang terlibat.
Terjadi paling sering pada wanita –wanita antara usia 30 dan 60 tahun. Cenderung terjadi di lateral garis tengah dan di distal sepertiga anterior palatum keras.
Penampilan klinis yang klasik dari adenoma pleomofik adalah pembengkakan keras tanpa sakit, tanpa ulserasi, berbentuk kubah, tidak teratur.
Palpasi dapat menunjukkan daerah-daerah lebih lunak yang terisolir dan permukaan yang licin atau bulat yang menonjol. Pembesaran menetap yang berlangsung perlahan-lahan selama bertahun-tahun adalah khas dan lesi dapat mencapai ukuran yang lebih besar dari 1.5 cm diameternya.
Secara histologis, tumor ini mempunyai sel-sel epitel dalam susunan seperti sarang, dengan genangan bahan miksoid, kondroid dan mukoid. Kapsul jaringan ikat fibrosa yang tampak jelas dan berisi sel-sel tumor mengelilingi dan biasanya membatasi penyebaran tumor.
Biopsi eksisi yang tuntas adalah perawatan yang dianjurkan karena kekambuhan seringkali terjadi setelah enukleasi sederhana atau eksisi yang tidak tuntas. Tumor pada kapsul merupakan penyebab terjadinya kekambuhan.
Adenoma monomorfik adalah tumor kelenjar liur jinak yang terjadi di palatum. Tumor itu terjadi atas pola kelenjar biasa, biasanya tipe satu sel dan tidak ada komponen mesensim seperti pada adenoma pleomorfik. Perawatannya adalah aksisi bedah.