Pulpa adalah bagian gigi yang paling dalam dan mengandung banyak saraf. Pulpa terbungkus dalam dinding yang keras sehingga tidak memiliki ruang yang cukup untuk membengkak ketika terjadi peradangan.
Yang terjadi hanyalah peningkatan tekanan dalam gigi. Meningkatnya tekanan dalam gigi bisa mendorong pulpa melalui ujung akar sehingga bisa melukai tulang rahang dan jaringan di sekitarnya.
Peradangan pada pulpa gigi menimbulkan rasa nyeri yang luar biasa. Pada peradangan pulpa yang berat bisa mematikan pulpa. Sementara pada jenis peradangan ringan, tidak akan menimbulkan kerusakan gigi permanen bila berhasil diatasi dengan baik.
Ada beberapa pengujian yang dapat dilakukan untuk menentukan apakah pulpa masih bisa diselamatkan atau tidak, antara lain:
a. Diberikan rangsangan dingin.
Jika rasa nyeri menghilang setelah rangsangan dihentikan artinya pulpa masih bisa di pertahankan dengan cara mencabut bagian gigi yang membusuk dan menambalnya. Jika nyeri tetap ada, maka pulpa tidak dapat dipertahankan.
b. Menggunakan penguji pulpe elektrik
Jika penderita merasakan aliran listrik pada giginya, artinya pulpa masih hidup.
c. Menepuk gigi dengan alat.
Jika menimbulkan nyeri berarti peradangan telah menyebar ke jaringan dan tulang sekitarnya.
d. Rontgen gigi.
Dilakukan untuk menunjukkan apakah penyebaran peradangan telah menyebabkan pengeroposan tulang di sekitar akar gigi.
Ada dua penyebab utama terjadinya radang pulpa gigi, yaitu pembusukan gigi dan cedera. Untuk menentukan penyebabnya perlu dilakukan pemeriksaan fisik.
Jika peradangan diketahui pada stadium dini, bisa diatasi dengan penambalan sementara yang mengandung obat penenang saraf yang bisa menghilangkan rasa nyeri. Setelah 6-8 minggu, tambalan ini akan diganti dengan tambalan permanen.
Jika kerusakan akibat peradangan terlanjur meluas, maka satu-satunya cara untuk menghilangkan nyeri adalah dengan mencabut pulpa, baik melalui pengobatan saluran akar maupun dengan pencabutan gigi.
Sebelum terjadi peradangan pulpa, jagalah selalu kesehatan gigi dan mulut.