Mungkin ada baiknya para dokter gigi ramai-ramai mempelajari pengobatan akupunktur, sebab para ahli mengklaim bahwa pasien yang takut akan perawatan gigi dapat mengatasi ketakutan mereka setelah mendapatkan terapi akupuntur. Temuan yang dimuat di jurnal Acupuncture in Medicine ini melibatkan 20 pasien dengan usia rata-rata 40 tahun, yang begitu takut terhadap perawatan gigi selama 20 hingga 30 tahun dengan tingkat ketakutan sedang hingga berat.
Ketakutan/kecemasan mereka diperiksa sebelum dan 5 menit setelah akupunktur, dan dinilai menggunakan kuesioner BAI (Back Anxiety Inventory). Terapi akupunktur dilakukan selama 5 menit dengan menusukkan jarum tipis ke titik spesifik pada tubuh yaitu 2 titik di puncak kepala. Dari pemeriksaan, ternyata skor BAI menurun secara signifikan dari 26.5 ke 11.5 setelah terapi akupunktur, menandakan ketakutan/kecemasan pasien berkurang dan mereka mau menerima perawatan gigi.
Meski jumlah pasien yang menjadi subyek penelitian hanya sedikit, namun seluruhnya mendapatkan hasil yang baik. Banyak diantara subyek penelitian ini telah mencoba berbagai macam cara untuk mengatasi ketakutan mereka akan perawatan gigi, termasuk hipnosis dan tehnik relaksasi namun masih menemui jalan buntu. Sementara itu terapi akupunktur relatif lebih aman, singkat, dan murah. Menurut Dr. Marshall H. Sager, mantan presiden American Academy of Medical Acupuncture dan akupunkturisdi Bala Cynwyd, bukti menunjukkan akupunktur melepaskan hormon endorfin yang tidak hanya bertindak sebagai “pain killer” tapi juga sebagai sedatif /penenang. Hormon seperti opiat ini dibuat oleh tubuh dan berkontribusi untuk pengaturan rasa tenang dan mengurangi kecemasan.
Hasil dari penelitian ini cukup menjanjikan, menurut Professor Damien Walmsley dari British Dental Association, namun tetap membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi dampak menguntungkan terhadap pasien dengan ketakutan yang sangat berat terhadap perawatan gigi, meski pasien yang takut jarum akan menjadi tantangan tersendiri.