Ulkus Kemoterapeutik


https://www.blog.klinikdoktergigi.web.idPasien-pasien yang menerima obat-obat imunosupresi untuk berbagai penyakit serius, termasuk transplantasi organ, kondisi autoimun, atau neoplasma., dapat mengalami ulserasi oral dan stomatitis.

Efek samping dari obat kemoterapeutik dapat langsung atau tidak langsung berbahaya untuk mukosa mulut. Antimetabolit seperti methotrexate bisa menghambat pembelahan sel-sel yang cepat, termasuk epitel mulut, sedangkan alkaloid seperti cyclophosphamide mengakibatkan leucopenia dan pembentukan ulkus sekunder.


Ulkus kemoterapeutik, suatu tanda awal dari keracunan obat, timbul selama minggu kedua dari terapi dan biasanya menetap selama 2 minggu. Ulkus-ulkus ini dapat terjadi pada setiap daerah mukosa mulut.

 
BACA JUGA:  Spesialisasi di Bidang Kedokteran Gigi

Terjadi paling sering pada bibir, mukosa pipi, lidah, dasar mulut dan palatum. Pada awalnya daerah tersebut merah dan rasa terbakar. Epitel permukaan hilang dan berbentuk ulkus yang biasanya besar, dalam, nekrotik dan sakit.

Tepi-tepi ulkus tidak teratur dan sering kali tidak ada tepi radang merah yang khas, karena kurangnya respons radang oleh pasien. Jika sakitnya menjadi parah dan nutrisi serta cairan tidak cukup maka dosis harus dikurangi.

BACA JUGA:  Masalah Gigi Sensitif

Kultur sangat dianjurkan untuk semua lesi karena kecenderungannya untuk terinfeksi organism gram negative dan jamur dank arena kemiripannya., maka ulkus-ulkus tersebut dapat menyerupai kekambuhan dari virus herpes simpleks laten.

Anestesi topical dipakai untuk mengurangi gejala, sedangkan tindakan kebersihan mulut, termasuk bahan-bahan antimicrobial seperti klorheksidin penting untuk mencegah infeksi sekunder, nekrosis jaringan lunak dan nekrosis tulang.

Konsultasi dan komunikasi terbuka antara dokter umum dan dokter gigi dapat membantu mengurangi komplikasi dan meningkatkan kenyamanan mulut.