Alergi adalah suatu keadaan hipersensitivitas terhadap bahan-bahan tertentu, yang diperoleh dengan cara pemajanan berulang terhadap suatu allergen.
Reaksi hipersensitivitas biasanya mengakibatkan kerusakan jaringan sebagai suatu akibat dari reaksi antigen-antibodi (meningkatnya rangsang antigenic atau tingkat kekebalan).
Manifestasi alergi dapat menyeluruh atau setempat dan dapat terjadi pada usia berapa pun. Predisposisi genetic pada alergi dan sensitivitas yang menetap adalah gambaran yang umum.
Reaksi hipersensitivitas diklasifikasi dalam beberapa tipe menurut factor-faktor berikut:
1. Kecepatan terjadinya gejala (cepat atau lambat)
2. Gambaran klinisnya dan
3. Respon seluler serta jaringan
a. Tipe I adalah hipersensitivitas cepat diperantarai IgE,
b. Tipe II adalah hipersensitivitas sitotoksik tergantung antibody,
c. Tipe III adalah hipersensitivitas kompleks,
d. Tipe IV adalah hipersensitivitas lambat atau diperantarai sel, dan
e. Tipe V adalah hipersensitivitas stimulatori
Yang bermakna secara klinis bagi dokter gigi adalah hipersensitivitas cepat tipe I (syok anafilaktik, urtikaria, edema angioneurotik, stomatitis alergika) dan reaksi hipersensitivitas lambat tipe IV (alergi kontak).
Respons alergi cepat seperti anafilaksis diperantarai oleh histamine dan terjadi dalam beberapa menit setelah pemajanan terhadap antigen.
Jika keadaan tersebut terbatas pada pembuluh darah superficial, maka pelepasan histamine diperantarai IgE berakibat vasodilatasi, meningkatnya permeabilitas kapiler, pembengkakan jaringan dan gatal-gatal.
Secara khas, masing-masing lepuh, juga dikenal sebagai urtikaria atau ”hives”, timbul setelah menelan makanan-makanan tertentu seperti kerang, buah jeruk, coklat, atau obat-obatan yang diberikan secara sistemik.