Teh Meningkatkan Akreditas Kesehatan Gigi dan Mulut


Di China dan Jepang, minum teh setelah makan sudah membudaya. Kebiasaan ini diyakini mampu mempertahankan kesehatan gigi dan mulut. Manfaat dari metode tradisional ini ditegaskan kembali oleh penelitian modern yang menyatakan bahwa teh sangat bersahabat dengan gigi. Penelitian modern secara gemilang telah membuktikan bahwa teh mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans dan bakteri lain yang berhubungan dengan plak. Para ahli gigi di China seperti dilaporkan dalam Chinese Journal of Stomatology baru-baru ini menerangkan bahwa pertumbuhan Streptococcus mutans dapat dihambat seluruhnya hanya dalam waktu 5 menit setelah pemberian katekin teh meski pada konsentrasi yang cukup rendah.

Tidak hanya di China, para peneliti dari Department of Clinical Pathology-Nihon University School of Dentistry di Jepang telah menguji kehandalan pencegahan gigi berlubang dari ekstrak teh. Mereka membiakkan Streptococcus mutans pada cawan yang dilapisi saliva yang diasumsikan sebagai gigi palsu. Hasil pengujian mereka menunjukkan bahwa katekin teh dapat mencegah bakteri yang akan menyerang gigi palsu dan mengganggu kinerja enzim yang digunakan bakteri untuk mencerna gula. Dari 5 jenis katekin yang diujikan, EGCG merupakan katekin yang paling kuat melawan penyebab gigi berlubang. Setelah sukses melakukan simulasi pada gigi palsu, para peneliti kemudian mencoba hasil riset tersebut pada tikus. Para ahli menginfeksikan Streptococcus mutans pada tikus dan memberi diet yang merangsang terjadinya gigi berlubang. Hasil riset mempertegas bahwa kasus gigi berlubang sangat kecil perkembangannya pada tikus yang diberi suplemen katekin. Untuk memuluskan akal busuknya, Streptococcus mutans mengeluarkan enzim. Enzim ini mempersilahkan bakteri untuk membentuk daerah plak yang lebih luas pada permukaan gigi, yang kemudian berperan dalam pembentukan gigi berlubang. Ekstrak katekin teh dapat mengurangi resiko gigi berlubang dengan menahan aktivitas enzim glukotransferase sebagai salah satu pencetus gigi berlubang. Ketika katekin ditambahkan pada air minum, sedikit sekali gigi berlubang dan plak yang dijumpai pada hewan coba.


BACA JUGA:  Karsinoma Gusi adalah Lesi Gingiva Setempat

Para peneliti dari Department of Oral Microbiology di Osaka University di Jepang mengatakan bahwa perkembangan gigi berlubang menjadi sangat sedikit karena katekin berhasil menahan aktivitas glukotransferase. Hasil riset ini memperjelas bagaimana mekanisme aktivitas penghambatan resiko gigi berlubang oleh katekin teh. Katekin teh juga piawai mengurangi resiko gigi berlubang dengan meningkatkan resistensi gigi melawan bakteri penyebab gigi berlubang. Para peneliti dari Department of Preventive Dentistry, Kyushu University di Jepang berkeyakinan bahwa teh yang digunakan bersama sumber fluoride lainnya dapat menghasilkan lapisan permukaan gigi yang lebih tahan terhadap asam yang dihasilkan bakteri dibandingkan permukaan gigi yang hanya diberi fluoride saja.