Implan Gigi Untuk Menggantikan Gigi yang Hilang


Implan Gigi Untuk Menggantikan Gigi yang HilangImplan gigi adalah sekrup titanium yang di tanam pada rahang gigi yang berfungsi untuk menggantikan bagian akar gigi. Penanam ini di lakukan di tulang rahang atas atau bawah.

Penggunaan dental implant (implan gigi) saat ini sudah semakin meluas, dan telah menjadi salah satu alternatif terbaik dari berbagai macam gigi tiruan.


Prinsip dari implan gigi serupa dengan gigi tiruan jenis lain yaitu memperbaiki fungsi pengunyahan. Bedanya, gigi tiruan jenis lain umumnya hanya menggantikan mahkota gigi, sedangkan implan terdiri dari dua bagian yaitu intrastruktur yang tertanam dalam tulang dan berfungsi untuk menggantikan akar gigi dan suprastruktur yang fungsinya menggantikan mahkota gigi.

 

Implan gigi ini dapat dikatakan seperti sekrup yang dipasang di dalam tulang, kemudian bagian atasnya dipasangkan mahkota tiruan. Oleh karena itu implan gigi dapat digunakan untuk menggantikan satu atau lebih gigi. Sekrup tersebut berfungsi untuk menggantikan akar gigi yang menerima beban kunyah dan meneruskannya ke tulang rahang, dan sekaligus mempertahankan ketinggian tulang rahang karena rahang tak bergigi lama kelamaan akan menyusut.

Beberapa tahun lalu, implan gigi masih menjadi suatu perawatan yang terkesan eksklusif dan hanya dapat dijangkau oleh kalangan atas karena biayanya yang sangat tinggi. Dokter gigi yang mampu melakukan perawatan ini pun relatif masih sedikit dan umumnya adalah dokter gigi yang memperdalam ilmunya di luar negeri.

Namun belakangan ini, permintaan masyarakat akan perawatan implan gigi sudah mulai meningkat, demikian juga dokter gigi yang mampu untuk melakukan perawatan ini pun semakin banyak. Meski demikian, tidak berarti pembuatan implan gigi sesuai untuk semua pasien. Ada syarat-syarat dan kondisi tertentu yang harus dipenuhi supaya perawatan ini membuahkan keberhasilan.

BACA JUGA:  Masalah Pada Kelenjar Ludah

Indikasi Pemasangan Implan Gigi

  • Kesehatan mulut dan tubuh pasien baik.
  • Pasien yang kehilangan satu atau seluruh gigi dan ingin digantikan dengan gigi tiruan, namun sulit untuk memakai gigi tiruan lepasan.
  • Pasien yang kehilangan satu gigi dan indikasi untuk gigi tiruan jembatan, namun menolak untuk diasah giginya.
  • Pasien memiliki koordinasi otot yang lemah sehingga stabilitas dan retensi gigi tiruan lepasan sulit dicapai.
  • Kondisi tulang rahang baik dan bebas dari penyakit periodontal, dengan ketinggian tulang rahang mencukupi sehingga material implan gigi dapat ditanam ke dalam tulang.

Kondisi seperti apa yang tidak memungkinkan untuk pemasangan implan gigi?

Kontraindikasi pemasangan implan gigi dapat dipandang dari aspek umum medis dan aspek lokal.

Kontraindikasi dari aspek umum medis di antaranya :

  • Pasien menderita penyakit sistemik yang sangat serius dan beresiko sangat tinggi, seperti rheumatoid arthritis atau osteogenik imperfekta, atau pasien HIV dan pasien yang sedang dalam pengobatan yang menggunakan obat-obatan penekan sistem imun
  • Pasien menderita penyakit sistemik yang beresiko tinggi seperti diabetes mellitus, penyakit kelainan darah, dan sedang menjalani terapi radiasi untuk perawatan kanker

Kontraindikasi dari aspek lokal di antaranya :

  • Pasien tidak kooperatif dalam hal penjagaan oral hygiene.
  • Pasien adalah perokok atau peminum berat yang dapat mempengaruhi kesuksesan implan jangka panjang
  • Terdapat sisa akar atau infeksi pada daerah yang akan dipasangkan implan gigi
  • Pasien menderita xerostomia (mulut kering) yang cukup berat
  • Pasien memiliki kebiasaan buruk seperti bruxism (mengerat gigi di malam hari)

Material Implan Gigi

Implan gigi akan berkontak langsung dengan jaringan tubuh, di mana jaringan dapat memberikan reaksi penolakan terhadap benda asing. Oleh karena itu suatu material harus memenuhi syarat-syarat tertentu untuk dapat dijadikan material implan gigi.

BACA JUGA:  Spesialisasi di Bidang Kedokteran Gigi

Syarat material implan :

  • Biokompatibel, yaitu kemampuan suatu material untuk berinteraksi dengan sel atau jaringan hidup tanpa menimbulkan reaksi toksik atau memicu reaksi imun saat berfungsi. Demikian juga sebaliknya, di mana tubuh tidak memberi reaksi merugikan terhadap material.
  • Mampu menahan beban-beban mekanik yang tinggi saat sedang berfungsi, terutama beban pengunyahan.
  • Tahan terhadap korosi saat bereaksi dengan cairan-cairan di dalam tubuh.
  • Aktif dengan jaringan di sekitar tubuh sehingga terjadi osseointegrasi yaitu penyatuan material implan dengan jaringan sekitar.

Perkembangan yang begitu pesat telah dilakukan pada material titanium murni maupun paduan, sebab sifat logam tersebut sebagian besar memenuhi persyaratan sebagai material implan dibandingkan logam lain.

Logam titanium murni ataupun paduan (alloy) memiliki biokompatibilitas dan biomekanis yang lebih baik dari logam lain. Titanium juga bersifat inert dan sangat tahan terhadap korosi karena dapat membentuk lapisan titanium oksida (TiO2) dengan spontan dan sangat cepat dipermukaannya.

Lapisan ini sering disebut passive layer, di mana lapisan ini tidak larut dalam cairan tubuh sehingga mencegah lepasnya ion-ion logam yang dapt bereaksi dengan jaringan tubuh. Dengan keunggulan tersebut titanium paling banyak digunakan sebagai material dasar implan gigi.

Apakah prosedurnya menyakitkan?

Sejak pertama kali diperkenalkan, prosedur pemasangan implan telah berkembang pesat menjadi lebih mudah dan cepat. Perawatan akan dilakukan di bawah anestesi (bius) lokal yang akan menimbulkan rasa kebas pada daerah mulut dan rahang, sehingga pasien tidak akan merasa sakit. Namun mengingat implan adalah benda asing yang ditanam dalam tubuh tentu akan menimbulkan reaksi yaitu peradangan dan rasa sakit. Seberapa parahnya kondisi tersebut tergantung dari kerumitan masing-masing kasus dan alat implan yang digunakan.

BACA JUGA:  Cara Mengobati dan Mencegah Gangguan Kelenjar Ludah

Pasien dengan ketinggian tulang yang tidak mencukupi untuk pemasangan implan gigi maka sebelumnya harus dilakukan penambahan tulang dengan cara bone grafting, semacam pencangkokan tulang. Sumber tulang yang terbaik untuk dicangkokkan ke daerah yang akan dipasang implan adalah dari tubuh pasien sendiri, yang dapat diambil dari tulang dagu, tulang panggul, dan tulang kering. Pasien tidak perlu takut berlebihan mengenai prosedur ini karena tulang yang diambil sangat sedikit. Namun pada sebagian besar kasus, bone grafting ini tidak perlu dilakukan selama ketinggian tulang cukup untuk mendukung implan.

Berapa lama implan gigi dapat bertahan?

Tingkat keberhasilan implan gigi sebetulnya sangat tinggi, dan dapat bertahan hingga bertahun-tahun. Dari hasil penelitian dan pengalaman klinis didapati bahwa kesuksesan implan gigi jangka panjang sangat dipengaruhi oleh osseointegrasi material implan ke jaringan sekitar.

Osseointegrasi dipengaruhi oleh banyak faktor di antaranya anatomi tulang, desain implan, prosedur pembedahan, umur dan jenis kelamin pasien, efek beban yang diterima implan, dan karakteristik permukaan implan. Pemeliharaan implan oleh pasien juga sangat mempengaruhi ketahanan dan kesuksesannya.

Keterampilan dan keahlian dokter gigi juga turut mempengaruhi keberhasilan perawatan. Perawatan ini tidak spesifik untuk salah satu bidang spesialisasi tertentu di bidang kedokteran gigi, namun umumnya dilakukan oleh dokter gigi spesialis periodonti, prosthodonti, bedah tulang atau kerja sama dalam tim.

Meski demikian, cukup banyak dokter gigi umum yang mengikuti pengayaan ilmu mengenai implan gigi dan memiliki keahlian untuk melakukan perawatan tersebut. Dokter gigi akan memilih jenis, ukuran dan disain implan gigi yang tergantung pada lokasi pemasangan implan, dan bagaimana keadaan tulang rahang serta jenis gigi yang akan didukung oleh implan