Bernapas melalui mulut yang kronis ditandai oleh penyumbatan hidung, atap palatum sempit tinggi, ngorok, serostomia. Sakit leher pada waktu bangun tidur dan suatu bentuk khas dari gingivitis.
Secara klasik perubahan-perubahan gingiva terbatas pada gusi labial anterior dari maksila dan kadang-kadang gusi mandibula. Perubahan-perubahan ini dapat merupakan temuan yang kebetulan atau yang dapat diamati dalam kaitan dengan karies yang terbatas pada gigi-gigi insisivus. Oleh karena itu, restorasi anterior yang multipel seringkali berperan sebagai petunjuk diagnostik.
Perubahan-perubahan awal meliputi kemerahan difus dari gusi labial, marginal dan interdental. Segera setelah itu, papila interproksimal akan menjadi merah, membenjol dan mudah berdarah.
Melanjutnya keadaan tersebut mengakibatkan perubahan-perubahan peradangan dari seluruh gusi cekat dan perdarahan pada saat disonde.
Kebersihan mulut yang ditingkatkan akan mengurangi gambaran-gambaran tersebut, tetapi tidak akan menghilangkan keadaannya.
Diagnosis bernapas melalui mulut dilakukan dengan informasi objektif dan subjektif. Kepastian diperoleh jika terjadi penyembuhan sesudah “dresing” pelindung ditaruh pada gusi yang bersangkutan di malam hari, bersama dengan kembalinya gingivitis jika dresing tidak dilanjutkan.
Perawatan harus ditujukan untuk mengadakan kembali jalan napas hidung dari pasien; karenanya bantuan ahli telinga, hidung dan tenggorok seringkali diperlukan untuk menyelesaikan keadaan ini dengan efektif.