Dentinogenesis Imperfekta dan Displasia Dentin


https://www.blog.klinikdoktergigi.web.idDentinogenesis Imperfekta

Dentinogenesis imperfekta adalah kelainan turunan yang mengenai perkembangan dentin. Telah diklasifikasikan 3 tipe menurut keterlibatan sistemik, gambaran klinis, temuan histologis, yaitu Tipe Shields I, Tipe Shields II (dentin opalesen turunan) dan Tipe Shields III (tipe Brandywine)


Dentinogenesis imperfekta tipe I adalah manifestasi dari osteogenesis imperfekta yaitu keadaan sistemik yang mencakup kerapuhan tulang, sklera biru, kelemahan sendi dan kurangnya pendegaran.

 

Hal itu disebabkan oleh suatu kelainan pada pembentukan kolagen. Tipe II menunjukkan gambaran dentin yang sama sepertitipe I, tetapi tidak ada komponen osteogenik.

Orang-orang dengan tipe III mempunyai gigi-gigi yang berwarna opak seperti tipe I dan II, tetapi gigi tersebut tampak seperti kerang.

BACA JUGA:  Keratosis Rokok dan Stomatitis Nikotin

Dentinogenesis imperfekta dapat mengenai gigi-gigi sulung dan tetap, tetapi kurang parah pada gigi tetap secara klinis gigi-gigi tampak normal jika pertama erupsi, tetapi tidak lama sesudahnya berubah warna menjadi abu-abu coklat atau opak; permukaan oklusal dan insisalnya gompal, hilang dan mengakibatkan celah-celah serta atrisi mencolok.

Secara radiografis tampak mahkota berbentuk bulatan, penyempitan servikal yang hebat, akar-akar menguncup pendek dan penyumbatan progresip saluran akar Gigi-gigi yang terlibat lebih mudah terkena fraktur akar.

Displasia Dentin.

BACA JUGA:  Apakah Obat Oles Gigi Baik untuk Anak

Displasia dentin adalah kelainan turunan dari dentin yang ditandai oleh perubahan-peruban dalam bentuk pulpa, adanya batu pulpa dan radiolusensi-radiolusensi idiopatik dari apeks akar.

Istilah “gigi tanpa akar” dipakai untuk menjelaskan keadaan ini. Abnormalitas tersebut dapat telah diklasifikasikan dalam 2 tipe: tipe I, displasia dentin radikular dan tipe II displasia dentin, koronal. Kedua tipe adalah autosomal dominan dan dapat mengenai gigi-geligi sulung dan tetap .

Perbedaan antara tipe I dan II didasarkan pada temuan-temuan radiografis dan histopatologis. Pada tipe I, gigi-gigi sulung dan tetap secara klinis tampak normal, tetapi radiograf menunjukkan kelainan perkembangan akar dengan hampir tidak ada pembentukan akar sama sekali, dan juga ada batu pulpa besar serta penyumbatan pulpa yang total dari gigi-gigi sulung sebelum erupsi gigi. Ditandai dengan gigi-gigi yang goyang dan radiolusensi periapikal multipel yang tak diketahui sebabnya.

BACA JUGA:  Lesi Merah Rongga Mulut

Pada tipe II saluran pulpa gigi-gigi sulung seringkali sama sekali tersumabat karena mengalami dentinogenesis imperfekta. Sebaliknya dengan gigi-gigi tetap, secara klinis tampak normal, kecuali saluran-saluran pulpa yang lebih sempit dan berbentuk bunga widuri yang seringkali ditempati oleh dentikel-dentikel. Akar gigi kemungkinan pendek, tumpul, menuncupmdan dapat mempunyai garis-garis radiolusen horizontal.