Kelainan pertumbuhan dan perkembangan gigi tergantung pada saat terjadinya gangguan yang dihubungkan dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan gigi yang sedang berlangsung. Penyebab utama kelainan pertumbuhan dan perkembangan gigi adalah faktor herediter, gangguan perkembangan dan gangguan metabolik.
Kelainan pertumbuhan dam perkembangan gigi dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Kelainan jumlah gigi
2. Kelainan bentuk gigi
3. Kelainan warna gigi
4. Kelainan struktur jaringan gigi
5. Kelainan erupsi gigi
6. Kelainan ukuran gigi Pada prinsipnya tidak dilakukan terapi pada kelainan ini, kecuali bila terdapat gangguan fungsi atau estetik.
Pada kelainan tersebut, pasien di rujuk ke dokter gigi. Bila perlu dapat dirujuk lebih lanjut ke spesialis ortodontie untuk mendapatkan penanganan yang sesuai. Selanjutnya akan kita bahas kelainan-kelainan di atas satu per satu.
1. Kelainan jumlah gigi Kelainan jumlah gigi disebabkan gangguan selama proses inisiasi ketika terjadi perkembangan lamina dental dan tahap tunas. Kelainan ini bersifat herediter. a. supernumerary teeth adalah bentuk gigi tambahan di antara dua gigi dengan bentuk dan ukuran tidak normal. b. Anodontia adalah tidak berkembangnya sebagian atau keseluruhan gigi. Anodontia dapat ditemukan sebagai : – Anodontia total (oligodontia), dimana pada rahang tidak ada gigi susu maupun gigi tetap. – Anodontia parsial, dimana pada rahang terdapat satu atau lebih gigi yang tidak tumbuh dan sering terjadi pada gigi tetap dari pada gigi susu. Gigi yang sering mengalami anodontia parsial adalah incisivus lateral atas, molar tiga atas dan bawah, dan pre molar dua bawah.
2. Kelainan bentuk gigi Geminasi adalah kelainan gigi yang terjadi karena satu benih gigi terbagi dua pada proses invaginasi, sehingga terbentuk dua gigi yang tidak sempurna. Pada geminasi terdapat satu kamar pulpa dan satu jalur pemisah di pusat. Pada geminasi terdapat dua mahkota gigi yang tidak sempurna, biasanya tidak ada kelainan akar dan saluran akar. Geminasi lebih sering terjadi pada gigi susu daripada gigi tetap. Fusi Fusi adalah penyatuan seluruh atau sebagian benih gigi selama pertumbuhan. Secara klinis terlihat sebuah gigi yang besar dan jumlah gigi dalam rahang kurang. Konkresens adalah salah satu bentuk fusi yang terjadi setelah akar terbentuk sempurna, sehingga penyatuan hanya terjadi pada sementum akar gigi.. Konkresens dapat terjadi sebelum atau sesudah erupsi.
Pada konkresens kedua akar gigi hampir kontak dan berfusi dengan deposit sementum kedua akar. Dilaserasi Adalah penyimpangan pertumbuhan gigi sehingga hubungan aksial antara mahkota dan akar berubah. Dens in dente adalah gigi yang terbentuk di dalam gigi. Kelainan ini biasanya mengenai gigi incisivus sentral dan lateral. Kelainan ini bisa menyebabkan retensi sisa makanan sehingga timbul karang gigi atau infeksi pada jaringan pulpa. Taurodontia adalah pelebaran ruang pulpa dengan karakteristik seperti tanduk sapi. Gigi mempunyai panjang normal dengan perbandingan mahkota dan akar gigi yang tidak normal. Dalam foto ronsen akan terlihat kamar pulpa yang sangat luas, akar pendek dan bifurkasi hanya beberapa milimeter dari apex. Akar dan tonjol gigi tambahan Akar tambahan, yaitu terdapat cabang akar tambahan dengan saluran akar utamapada 1/3 apex akar.
Tonjol tambahan, yaitu tonjol atau tuberkel tambahan pada molar akhir atas dan caninus atas. Akar bersegmen Akar bersegman adalah akar yang terpisah dari bagian yang lain sehingga menjadi dua segman. Akar pendek Pertumbuhan akar tidak sempurna karena kelenjar hipofisis kurang aktif sehingga akar pendek sedangkan mahkota normal. Hipersementosis Hipersementosis adalah sementum yang berlebihan disekitar akar gigi karena kelainan lokal atau sistemik, misalnya akibat inflamasi pulpa atau gangguan metabolik. Mutiara enamel(enameloma) Enameloma adalah suatu endapan email kecil disekitar apikal dentin akibat pertautan sementum dan email seperti mutiara. Gigi hutchinson Gigi hutchinson adalah bentuk gigi abnormal pada sifilis kongenital, yaitu bentuk seperti obeng pada insisivus, peg shape pada caninus, dan mulberry appearance pada molar satu.nOdontoma adalah pembentukan abnormal jaringan gigi karena gangguan pada laminadental atau folikel akibat trauma atau infeksi, misalnya adamantinoma. .
3. Kelainan Warna Gigi Berdasarkan terjadinya, kelainan warna gigi terbagi atas akibat faktor ekstrinsik dan intrinsik. Faktor ekstrinsik misalnya, gigi berwarna hijau atau kuning akibat konsumsi vitamin dalam bentuk sirup atau tembakau.
Kelainan warna gigi karena gangguan pertumbuhan gigi dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Gigi kuning, kerena pemakaian tetrasiklin, pigmentasi pada kelahiran prematur, kistik fibrosis atau porfiria.
2. Gigi coklat, karena pemakaian tetrasiklin, amelogenesis imperfecta, dentinogenesis imperfecta, pigmentasi pada kelahiran prematur, kistik fibrosis atau porfiria.
3. Gigi biru sampai biru kehijauan, pada eritoblastosis fetalis
4. Gigi putih atau opak kekuningan, pada amelogenesis imperfecta.
5. Gigi dengan daerah putih yang khas, karena fluorosis
6. Gigi coklat kemerahan, pada porfiria
7. Gigi coklat keabu abuan, pada dentinogenesis imperfecta
8. Diskolorasi beberapa warna, karena faktor ekstrinsik dari makanan, obat-obatan, tembakau, atau benda asing lainya.
4. Kelainan Struktur Jaringan Gigi Kelainan struktur jaringan gigi terjadi karena ketidakseimbangan pembentukan sebagian atau seluruh jaringan gigi. Kelinan ini bersifat dominan dan herediter. Kelainan struktur jaringan gigi dapat diklasifikasikan menjadi: Sindrom Herediter Pada enamel berupa amelogenesis imperfecta, yaitu hipokalsifikasi enamel herediter dan hipoplasia enamel herediter. Pada dentin berupa dentinogenesis imperfecta, displasia dentin, dan shell teeth. Manifestasi Penyakit Lain Dental fluorosis, hiperplasia akibat penyinaran dengan radiasi, hipoplasia karena kekurangan vitamin (terutama vitamin D), dsb
5. Kelainan Erupsi Gigi Erupsi Prematur Erupsi yang terjadi sebelum waktunya. Terdapat gigi sulung atau gigi tetap pada waktu bayi dilahirkan atau pada usia beberapa hari. Erupsi Lambat Erupsi gigi yang terjadi melewati waktu yang seharusnya. Pada beberapa kasus tidak dapat diketahui etiologinya, meskipun pada beberapa keadaandapat dihubungkan dengan keadaan sistemik seperti riketsia, kretinisme, dan kleidokrania disostosis. Keadaan lokal juga dapat menjadi penyebab, seperti fibromatosus gingiva. Ankilosis Ankilosis adalah terdapatnya membran periodontal diantara akar gigi dan tulang, sehingga gigi langsung melekat pada tulang. Penyebabnya diperkirakan karena trauma atau infeksi.
6. Kelainan Ukuran Gigi Kelainan ukuran gigi yang terjadi selama masa diferensiasi morfologi pada stadium bel dan berkaitan dengan faktor genetik. Mikrodontia (dwarfisme) adalah ukuran gigi lebih kecil dari normal,. Mikrodontia terbagi menjadi true mikrodontia yang terjadi pada seluruh gigi penderita dwarfisme, dan false mikrodontia, yang sering terjadi pada gigi incisivuslateral atas dan molar ketiga. Penyakit yang terakhir ini biasanya hanya mengenai satu gigi. Pada gigi incisivus lateral atas, sering ditemukan bentuk pasak kecilyang disebut peg lateral atau peg shape. Makrodontia Makrodontia adalah ukuran gigi lebih besar dari pada gigi normal. Makrodontia terbagi menjadi: -True Makrodontia, terjadi pada seluruh penderita gigantisme -False Makrodontia, terjadi pada beberapa gigi, dan biasanya incisivus dan caninus.