Mengenal Mikrodonsia dan Makrodonsia pada Gigi


https://www.blog.klinikdoktergigi.web.idMikrodonsia dan Makrodonsia

Mikrodonsia mengacu pada gigi-gigi tetap yang jauh lebih kecil dari pada normal. Biasanya timbul bilateral dan sering kali merupakan ciri bawaan keluarga.


Mikrodonsia dapat terjadi sebagai suatu temuan terpisah, sebagai suatu kondisi relative atau dalam pola menyeluruh. Bentuk yang paling umum terjadi sebagai temuan terpisah yang melibatkan satu gigi tetap, biasanya insisivus lateral atas.

 

Istilah “peg lateral” sering dipakai untuk menjelaskan variasi ini, karena gigi tersebut berbentuk konis atau pasak. Molar ketiga adalah gigi paling sering kedua yang terlibat dalam hal tersebut.

BACA JUGA:  Reaksi Alergi dalam Dunia Gigi

Jika Mikrodonsia terjadi dalam pola menyeluruh, maka dapat terjadi relative terhadap ukuran rahangnya. Mikrodonsia menyeluruh yang sejati adalah jarang dan terjadi jika ukuran rahang normal dan ukuran gigi yang sebenarnya adalah kecil.

Mikrodonsia yang menyeluruh dikaitkan dengan dwarfisme pituitaria atau terapi karsinoma selama tahap pembentukan dari perkembangan gigi.

Mikrodon-mikrodon sejati seharusnya dibedakan dari gigi-gigi sulung persistensi yang kecil dan diperiksa tentang adanya kelainan yang seringkali ada bersamanya yaitu dens in dente.

BACA JUGA:  Cara Mencegah Bau Mulut

 Makrodonsia adalah lawan dari mikrodonsia dan menunjukkan pada penambahan ukuran gigi yang abnormal. Kondisi ini dapat mengenai satu, beberapa, atau kadang-kadang semua gigi.

Biasanya merupakan fenomena yang relative. Makrodonsia sering kali terjadi pada insisivus, molar ketiga bawah dan pada kondisi pertumbuhan yang dikenal sebagai hemihipertrofi, dimana sisi yang terpengaruh lebih besar dari pada sisi yang tidak terpengaruh.

Makrodon tunggal seharusnya dibedakan dari fusi atau geminasi, suatu temuan umum pada insisivus dan kaninus. Makrodonsia menyeluruh sejati adalah jarang dan dapat diakibatkan dari gigantisme pituitaria.