Perawatan Gigi Tambal


perawatan gigi tambalPenumpatan atau penambalan gigi merupakan salah satu cara untuk mempertahankan gigi agar tidak dicabut. Berbagai macam bahan tambal dikenal dalam dunia kedokteran gigi. Dahulu, dunia tambal menambal dikuasai pemain legendaris: amalgam. Namun sekarang orang lebih banyak menghendaki bahan tambal yang sewarna dengan gigi (orang secara salah kaprah disebut tambalan putih). Dari semua bahan tambal yang ditawarkan tentu ada sejumlah keuntungan dan kerugiannya. Semua digunakan harus sesuai dengan indikasi.

Sebelum dokter gigi melakukan tindakan gigi, sebaiknya pasien diberi penjalesan tentang hal-hal yang berkaitan dengan prosedur yang akan dilakukan, termasuk jenis bahan tambal yang akan dipakai. Mengapa hal tersebut perlu dilakukan?


1. Keberhasilan perawatan

 

Keberhasilan perawatan juga ditentukan sikap kooperatif pasien untuk memenuhi prosedur perawatan. Misalnya untuk perawatan yang memerlukan lebih dari satu kali kunjungan.

2. Sesuai antara indikasi dengan keinginan pasien

Kadang kala pasien menginginkan ditambal dengan jenis bahan tambal A. Padahal seharusnya memakai bahan tambal jenis B. Maka dalam hal ini, dokter gigi harus menjelaskan kepada pasien, bahan dan perawatan yang sesuai dengan kasus.

BACA JUGA:  Gigi Bungsu Dalam Dunia Kedokteran Gigi

3. Keperluan riwayat kesehatan gigi.

Walaupun semua sudah dicatat dalam rekam medik, sebaiknya pasien mengetahui riwayat giginya, terutama jika pasien memeriksakan giginya kepada dokter gigi yang berbeda karena rekam medik di indonesia belum mempunyai sistem terpusat.

4. Keperluan biaya

Sebagian besar biaya perawatan gigi memang tidak murah. Hal ini disebabkan antara lain banyak bahan / material kedokteran gigi dan peralatan medis masih mengimpor dari luar negeri.

Biaya tambal gigi biasanya dipengaruhi oleh:

a. Dokter giginya sendiri

b. Prosedur perawatan yang dilakukan ‘tergantung kasus)

c. Jumlah/banyaknya permukaan gigi yang memerlukan tambalan

d. Jenis bahan tambal

d. Asuransi (bilamana memakai ). Misalnya Terkadang pada jenis bahan tambal tertentu, asuransi tidak mau menanggungnya.

Secara garis besar, ada dua tipe bahan restorasi gigi :

BACA JUGA:  Menerapkan kesan positif pada anak mengenai seorang dokter gigi

1. Restorasi langsung (direct restoration).

Proses penambalan dilakukan dengan satu kali kunjungan. YAng termasuk dalam bahan restorasi ini antara lain: amalgam gigi, semen ionomer kaca (SIK), resin ionomer, dan beberapa golongan resin komposit.

2. Restorasi tidak langsung (indirect restoration)

Umumnya dilakukan kunjungan minimal dua kali atau bahkan lebih, tergantung jenis perawatannya. Yang termasuk restorasi ini antara lain: inlays, onlays, veneers (pelapisan gigi), mahkota dan jembatan yang dibuat dengan emas, bahan dasar metal alloys, keramik atau komposit. Restorasi ini biasanya juga melibatkan pekerjaan laboratoris. Dokter gigi akan melakukan prosedur pencetakan pada pasien untuk memperoleh model gigi dan rongga mulut pasien.

Veneer (pelapisan gigi) adalah perawatan gigi yang dilakukan pada gigi yang tidak beraturan ringan dan gigi dengan bentuk tidak normal

Crown (selubung gigi) dilakukan pada gigi yang patah, kerusakan yang luas, dan gigi yang tidak bisa ditambal. Gigi yang patah dibuatkan selubung gigi, sedangkan bridge merupakan cara perawatan untuk mengisi celah dari satu atau lebih gigi yang hilang. Perawatan ini dilakukan karena kehilangan satu gigi dan adanya masalah gigitan dan sendui rahang yang ditimbulkan dari gigi yang sudah bergeser.

BACA JUGA:  Gigi Palsu Dalam Dunia Kedokteran Gigi

AMALGAM

Amalgam menjadi kurang populer sejak digembar-gemborkan bahwa kandungan merkuri di dalamnya berbahaya bagi kesehatan. Padahal ADA telah membantah hal itu. Sisi negatif amalgam lainnya adalah warnanya yang kelabu tua sehingga mengurangi keindahan.

Amalgam yang dipakai untuk menambal gigi memang mengandung merkuri dalam bentuk cair sebanyak 43 – 54%. Namun, waktu mau dipakai buat menambal ia dicampur dengan bahan-bahan lain yahni bubuk amalgam yang terdiri atas perak, tembaga, timah, dan kadang-kadang sejumlah Zn, paladium, atau indium. Jadi, meski dalam bentuk cair merkuri berbahaya, namun bila sudah berikatan dengan bubuk amalgam menjadi stabil sehingga aman digunakan di dalam mulut.