1. Memilih sikat gigi
Saat ini, ada berbagai jenis sikat gigi yang dapat kita pilih sesuka hati kita. Salah satu fitur yang paling penting adalah bulu. Bulunya harus lembut atau menengah karena bulu keras bisa mengikis enamel dan memotong gusi. Bulunya juga harus dibuat dari bahan sintetik daripada bahan-bahan alami karena kurang mempertahankan bakteri sintetis.
Sikat gigi perlu diganti agar tetap efektif. Sikat gigi biasanya diganti tiap 3 bulan atau 6 bulan. Tapi dapat pula lebih cepat dari 3 bulan jika tekstur dan bentuk bulu sikatnya terlihat sudah tidak layak dipakai lagi.
2. Memilih pasta gigi
Fluorida ditemukan dalam banyak pasta gigi untuk pencegahan gigi berlubang. Tapi pasta gigi untuk anak-anak dianjurkan yang bebas fluorida karena dapat berbahaya jika tertelan. Gigi sensitif dapat dihilangkan dengan menggunakan pasta gigi khusus. Bahan aktif dalam pasta gigi ini adalah strontium chloride, yang membantu gigi untuk meminimalkan reseal sensitivitas.
3. Flossing
Flossing dapat memberikan manfaat yang signifikan yang tidak bisa dilakukan saat menyikat gigi, seperti menghapus potongan-potongan kecil makanan yang terjebak di antara gigi di tempat yang tidak dapat dijangkau oleh sikat gigi. Penggunaannya dengan memutar benang floss di jari tengah pada masing-masing tangan sehingga ibu jari digunakan untuk memandu benang. Dorong pasangan benang antara gigi dan geser terhadap masing-masing gigi beberapa kali dan ulangi proses ini sampai semua gigi telah difloss. Jangan terlalu keras dalam menggunakan floss karena dapat memotong gusi.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan ketika menyikat gigi adalah:
(1) Cara menyikat harus dapat membersihkan semua deposit pada permukaan gigi dan gusi secara baik, terutama saku gusi dan ruang interdental (ruang antar gigi);
(2) Gerakan sikat gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi dengan tidak memberikan tekanan berlebih;
(3) Cara menyikat harus tepat dan efisien.
(4) Frekuensi menyikat gigi maksimal 3 X sehari (setelah makan pagi, makan siang dan sebelum tidur malam), atau minimal 2 X sehari (setelah makan pagi dan sebelum tidur malam).
Telah kita ketahui bahwa frekuensi menggosok gigi adalah sehari 3 X, setiap sehabis makan dan sebelum tidur. Kenyataannya menggosok gigi 3 X sehari tidak selalu dapat dilakukan, terutama ketika seseorang berada di sekolah, kantor atau tempat lain. Manson (1971) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2 X, setelah makan pagi dan sebelum tidur malam.
Menyikat gigi harus dilakukan secara sistematis, tidak ada sisa makanan tertinggal. Caranya menggosok mulai dari gigi belakang kanan/kiri digerakan ke arah depan dan berakhir pada gigi belakang kanan/kiri dari sisi lainnya. Hasil penyikatan akan lebih baik bila menggunakan disclosing solution atau disclosing tablet sebelum dan sesudah penyikatan gigi. Dengan disclosing solution, lapisan-lapisan yang melekat pada permukaan gigi dapat terlihat jelas.