Hiperplasia Limfoid Jinak (Hiperplasia Limfoid).
Hiperplasia limfoid jinak adalah suatu proses reaktif, jinak, jarang, melibatkan proliferasi dari jaringan limfoid palatum. Paling umum mengenai orang di atas usia 50 tahun.
Etiololinginya tidak diketahui. Para ahli memperdebatkan, apakah proliferasi tersebut merupakan reaksi terhadap rangsangan setempat atau umum.
Secara klinis, lesi subur tersebut timbul di posterior palatum keras dan timbul peerlahan-lahan, baik unilateral maupun bilateral. Pembesaran itu dapat mencapai diameter 3 cm, biarpun pasien jarang mengeluh sakit.
Permukaan lesi yang lanjut adalah merah muda sampai ungu, tanpa ulserasi dan berbentuk kubah atau gumpalan. Massa tersebut biasanya lunak, tetapi kadang-kadang dapat keras pada palpasi.
Eksisi bedah adalah perawatan pilihan, diikuti oleh terapi radiasi jika lesinya kambuh. Keadaan itu secara klinis mirip dengan limfoma palatal, lesi limfoe pitelial jinak dan Sindrom Sjogren, sedangkan gambaran histologisnya seringkali menyerupai limfoma noduler. Untunglah hiperplasia limfoid jinak tidak menyebar seperti limfoma.
Sialometaplasia yang Nekrosis.
Sialometaplasia yang nekrosis adalah suatu lesi reaktif jinak, terutama dari kelenjar liur palatal tambahan, dengan gambaran histologis yang dicurigai keganasan.
Lesi radang tersebut mulai sesudah trauma, sebagai pembengkakan noduler yang tumbuh cepat pada sisi lateral palatum keras, terutama pada pria dewasa.
Infark jaringan akibat dari vasokonstriksi dan iskemia diperkirakan masuk dalam patogenesis dari keadaan ini. Palatum lunak dan mukosa pipi jarang terkena dan telah dilaporkan kasus-kasus bilateral.
Pada awalnya, sialometaplasma nekrosis adalah nodula kecil tanpa sakit, yang akhirnya membesar dan berulserasi serta menyebabkan sakit.
Ukuran pembengkakan jaringan lunak adalah bervariasi dan dapat tumbuh sampai 2 cm, ulkus sentral yang dalam dengan pseudomembran keabu-abuan adalah khas.
Permukaan dari ulkus yang cekung tersebut adalah tak teratur dan berbintil-bintil serta tepinya sering kali menggulung. Penyembuhan terjadi secara spontan setelah 4 sampai 8 minggu.
Dianjurkan biopsi untuk menentukan lesi-lesi dengan gambaran yang sama, seperti Tumor kelenjar liur dan limfoma ganas. Sialometaplasia nekrosis menunjukkan metaplasia akuamosa dan epitel duktus, yang dapat disalah diagnosakan dengan karsinoma mukoepidermoid atau adenokarsinomadari palatum.