Istilah Granuloma Piogenik adalah nama yang salah, karena kelainan itu tidak berisi pus dan juga bukan Granuloma; selain itu, lesi tersebut menggambarkan suatu bentuk hiperplasia radang yang penuh neokapiler dan jaringan ikat fibrosa yang belum masak.
Pertumbuhan yang subur adalah suatu respons berlebihan terhadap iritasi dan tampak merah terang, seperti daging dan lunak. Permukaannya licin dan batasnya merah serta beruselrasi. Dasarnya dapat merupakan polip atau bertangkai.
Meskipun biasanya tanpa gejala, manipulasi ringan akan menimbulkan perdarahan yang banyak karena epitel yang tipis dari jaringan yang banyak mengandung pembuluh darah. Matangnya lesi akan mengakibatkan bertambahnya fibrosis, berkurangnya vaskularisasi dan berkurangnya intensitas warna.
Granuloma Piogenik cenderung berkembang pada pasien-pasien yang mempunyai kebersihan mulut jelek atau iritasi mulut kronis seperti adanya restorasi-restorasi menggaung (overhanging) dan karang gigi.
Wanita lebih rawan terhadap keadaan tersebut karena pengaruh-pengaruh hormonal. Granuloma piogenik dapat berkaitan dengan ketidak-seimbangan hormon yang terjadi selama purbertas, kehamilan atau menopause dan dalam kasus-kasus yang demikian disebut “tumor hormonal atau kehamilan”. Kira-kira 1% dari wanita hamil mendapat lesi ini.
Granuloma piogenik paling sering timbul dari papil interdental dan membesar dari sisi labial dan lingual sampai beberapa cm jika dibiarkan tanpa perawatan.
Daerah perkembangan lain meliputi lidah, bibir-bibir, mukosa bukal dan lingir tak bergigi. Perawatan adalah eksisi bedah, yang pada wanita hamil seharusnya ditunda sampai sesudah melahirkan. Mungkin dapat kambuh, terutama jika eksisi dan pembersihan setempak tidak tuntas atau jika pengontrolan plak tidak baik.