Di Indoesia, penyakit yang mendominasi menurut statistic adalah Gigi berlubang, setelah demam flu. Gigi berlubang dapat terjadi pada siapapun, walaupun pada umumnya sering muncul pada anak-anakatau remaja. Gigi berlubang inilah yang merupakan alasan utama hilangnya gigi pada usia muda.
Penyebab gigi berlubang itu sendiri karena adanya bacteri Streptococcus mutans dan Lactobacilli. Bakteri spesifik inilah yang mengubah glukosa dan karbohidrat pada mkanan menjadi asam melalui proses fermentasi. Asam terus diproduksi oleh bakteri dan akhirnya merusak struktur gigi sedikit demi sedikit. Kemudian plak dan bakteri mulai bekerja 20 menit setelah makan.
Asam yang diproduksi dalam plak akan terus merusak lapisan email gigi. Kemudian bakteri akan mengikuti jalan yang sudah dibuat oleh asam dan menginfeksi lapisan berikutnya, yaitu dentin. Jika tidak dirawat, proses ini akan terus berjalan sehingga lubang akan semakin dalam.
Gigi berlubang biasanya belum menimbulkan keluhan sakit kecuali telah mencapai bagian dentin dan pulpa gigi. Apa Sebabnya? Karena pulpa penuh sel saraf dan pembuluh darah akibat terinfeksi, maka akan timbul rasa sakit terus-menerus. Komplikasi kemudian terjadi dengan matinya sel saraf sehingga rasa sakit juga berhenti.
Pada tahap ini, biasanya orang sering mengabaikan. Padahal ketika sel saraf mati, proses kerusakan di dalam gigi terus berjalan sampai ketulang pendukung. Akibatnya, cairan akan terkumpul dan terjadi abses (pembengkakan). Abses dimulai dari dalam sampai tampak ke permukaan ginggiva (gusi). Selain itu, kerusakan tulang pendukung juga menyebabkan gigi mulai goyang. Jika tidak segera dirawat, berakibat pada ekstraksi (pencabutan) gigi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan karies gigi adalah perbedaan pola makan, waktu makan yang lebih lama,Sisa makanan yang tertinggal di mulut dalam waktu lama, perkembangan bakteri dalam mulut, dll.