Sikat gigi adalah alat untuk membersihkan gigi yang berbentuk sikat kecil dengan pegangan. Pasta gigi biasanya ditambahkan ke sikat gigi sebelum menggosok gigi. Sikat gigi banyak jenisnya, dari yang bulunya halus sampai kasar, bentuknya kecil sampai besar, dan berbagai desain pegangan. Kebanyakan dokter gigi menganjurkan penggunaan sikat yang lembut karena sikat keras dapat merusak lapisan enamel dan melukai gusi. Salah satu cara untuk menjaga kesehatan gigi adalah dengan menyikat gigi. Dengan menyikat gigi, kebersihan gigi dan mulut pun akan terjaga, selain menghindari terbentuknya lubang-lubang gigi dan penyakit gigi dan gusi. Banyak jenis dan ragam sikat gigi yang dijual di pasaran, dari yang manual maupun elektrik. Sebetulnya, apa saja syarat sikat gigi yang bagus? Yang terpenting adalah bulu sikat dan lebar kepala sikat. Untuk bisa menjangkau daerah-daerah gigi bagian belakang, ukuran kepala sikat gigi yang ideal adalah 35 – 40 mm. Bahkan, orang dewasa sebaiknya juga memakai sikat gigi anak, karena ukurannya yang kecil akan membantu menjangkau bagian gigi yang paling dalam.
Sebuah penelitian mengungkapkan, penyakit hepatitis C dapat menular lewat sikat gigi. Penyebabnya, virus hepatitis C bisa berpindah melalui darah yang keluar saat menyikat gigi, baik akibat gusi yang tidak sehat ataupun luka kecil pada mulut. Virus ini bisa hidup pada sikat gigi selama berhari-hari, bahkan seminggu.
Ubah kebiasaan ini, jika Anda juga tidak mau berbagi penyakit. Hati-hati, virus dan bakteri bisa menular bila Anda memakai sikat gigi bersama. Jadi, jangan pernah bertukar sikat gigi dengan siapapun, termasuk pasangan atau keluarga Anda. Maka itu, kalau Anda lupa membawa sikat gigi kala menginap di rumah orang lain, oleskan saja pasta gigi pada jari telunjuk, dan gosoklah gigi dengan gerakan menyikat gigi. Setelahnya, berkumurlah dengan air garam agar mulut terasa segar.